Kisah Pers Indonesia
Terutama sejak 20 tahun terakhir, Tiap pembredelan seakan-akan tak punya bekas. Satu atau lebih suratkabar ditutup, maka pers yang lain pun jadi takut kehilangan hidup. Mereka tiarap, memeluk jalan selamat. bahkan ada yang ikut bertepuk tangan, senang bahwa kematian itu belum jatuh ke kepala mereka sendiri. Kemudian, yang terkena berangus pun-dalam keadaan terisolir, tak terbela akan cepat atau perlahan, datang merangkak, mengetuk pintu Departemen Penerangan, untuk minta sepucuk surat izin hidup lagi
Hal xvi + 259
0 comments:
Post a Comment